Penyelamatan Dalam Mendaki Gunung
Mendaki gunung adalah suatu
olahraga, penuh petualangan dan membutuhkan keterampilan,kecerdasan,kekuatan
serta daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan merupakan daya tarik dari
kegiatan ini. Pada hakikatnya bahaya dan tantangan tersebut menguji kemampuan
diri untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatau pendakian yang sulit,
berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan
melawan diri sendiri.
Persyaratan yang penting bagi pendaki adalah kesegaran jasmani dan harus tetap demikian selama mereka melaksanakan kegiatan tersebut. Syarat kesegaran jasmani ini tidak hanya dikenakan pada ketua kelompok saja tetapi semua anggota pendaki.
Sebagai pendaki gunung harusnya mempelajari juga keterampilan penjelajah dan penyelamatan selama berada di gunung. Keterampilan teknis di gunung dapat dipraktikan dengan meguasai keterampilan berkemah (camping), penjelajah (hiking), Perajalan dari satu pos ke pos lain (trekking) dan pengembara (back packing).
Penjelajah di gunung mempunyai resiko yang sangat besar. Oleh karena itu, perlu mempersiapkan fisik dan mental secara prima bagi pendaki gunung. Selain itu pelengakapan dan pembekalan harus memenuhi syarat dalam kegiatan penjelajahan maupun pendakian gunung.
Perlengkapan yang dibutuhkan dalam pendakian dan penjelajah gunung antara lain kompas, jam, tambang, sepatu, ransel, baju hangat (jaket), perlengkapan tidur (sleeping bag), pelengkapan masak, makanan, minuman dan obat-obatan P3K.
Selama dalam penjelajahan gunung harus tetap menjaga norma dan etika, menjaga kekompakan regu pendaki, seta peduli dengan keselamatan diri dan orang lain. Setiap regu pendaki harus sudah mengantisipasi berbagai hal yang mungkin terjadi dalam penjelajahan gunung. Berbagai hal yang terjadi selama dalam penjelahan harus diselesaikan dengan baik.
Perhatikan juga dengan penyakit yang sering muncul saat kita mendaki, yaitu:
1. Acute Mountain Sickness (AMS)
Acute mountain sickness (AMS) atau penyakit ketinggian ini biasa menyerang pendaki gunung yang berada di gunung yang tinggi. Pada ketinggian lebih dari 3.408 meter dari permukaan laut, sekitr 75% orang yang terkena gejala ringan.
Gejalanya biasanya dimulai 12 hingga 24 jam setelah sampai didaerah ketinggian. Gejala AMS ringan adalah sakit kepala, pusing, kelelahan, bernapas pendek-pendek, kehilangan nafsu makan, mual, susah tidur dan secara umum perasaan tidak enak.
Gejala ini akan memburuk di waktu malam pada saat laju pernapasan menjadi lambat. AMS ringan tidak menggangu aktivitas normal dan gejala ini akan hilang setelah 2 hingga 4 hari setelah tubuh mulai menyesuaikan diri. Sealam gejala AMSnya ringgan, pendakian penting sekali bagi setiap individu untuk memberitahukan kepada anggota pendaki lain jika merasakan adanya gejala AMS.
Bagi pendaki pemula hindari untuk mendaki gunung dengan cara kebut semalam (kebut semalam artinya pendakian yang dilakukan pada waktu malam hari langsung menuju puncak dan turun pada keesokan harinya) karena AMS akan mudah menyerang tubuh yang belum terbiasa dengan keadaan oksigen di daerah tinggi.
Persyaratan yang penting bagi pendaki adalah kesegaran jasmani dan harus tetap demikian selama mereka melaksanakan kegiatan tersebut. Syarat kesegaran jasmani ini tidak hanya dikenakan pada ketua kelompok saja tetapi semua anggota pendaki.
Sebagai pendaki gunung harusnya mempelajari juga keterampilan penjelajah dan penyelamatan selama berada di gunung. Keterampilan teknis di gunung dapat dipraktikan dengan meguasai keterampilan berkemah (camping), penjelajah (hiking), Perajalan dari satu pos ke pos lain (trekking) dan pengembara (back packing).
Penjelajah di gunung mempunyai resiko yang sangat besar. Oleh karena itu, perlu mempersiapkan fisik dan mental secara prima bagi pendaki gunung. Selain itu pelengakapan dan pembekalan harus memenuhi syarat dalam kegiatan penjelajahan maupun pendakian gunung.
Perlengkapan yang dibutuhkan dalam pendakian dan penjelajah gunung antara lain kompas, jam, tambang, sepatu, ransel, baju hangat (jaket), perlengkapan tidur (sleeping bag), pelengkapan masak, makanan, minuman dan obat-obatan P3K.
Selama dalam penjelajahan gunung harus tetap menjaga norma dan etika, menjaga kekompakan regu pendaki, seta peduli dengan keselamatan diri dan orang lain. Setiap regu pendaki harus sudah mengantisipasi berbagai hal yang mungkin terjadi dalam penjelajahan gunung. Berbagai hal yang terjadi selama dalam penjelahan harus diselesaikan dengan baik.
Perhatikan juga dengan penyakit yang sering muncul saat kita mendaki, yaitu:
1. Acute Mountain Sickness (AMS)
Acute mountain sickness (AMS) atau penyakit ketinggian ini biasa menyerang pendaki gunung yang berada di gunung yang tinggi. Pada ketinggian lebih dari 3.408 meter dari permukaan laut, sekitr 75% orang yang terkena gejala ringan.
Gejalanya biasanya dimulai 12 hingga 24 jam setelah sampai didaerah ketinggian. Gejala AMS ringan adalah sakit kepala, pusing, kelelahan, bernapas pendek-pendek, kehilangan nafsu makan, mual, susah tidur dan secara umum perasaan tidak enak.
Gejala ini akan memburuk di waktu malam pada saat laju pernapasan menjadi lambat. AMS ringan tidak menggangu aktivitas normal dan gejala ini akan hilang setelah 2 hingga 4 hari setelah tubuh mulai menyesuaikan diri. Sealam gejala AMSnya ringgan, pendakian penting sekali bagi setiap individu untuk memberitahukan kepada anggota pendaki lain jika merasakan adanya gejala AMS.
Bagi pendaki pemula hindari untuk mendaki gunung dengan cara kebut semalam (kebut semalam artinya pendakian yang dilakukan pada waktu malam hari langsung menuju puncak dan turun pada keesokan harinya) karena AMS akan mudah menyerang tubuh yang belum terbiasa dengan keadaan oksigen di daerah tinggi.
2. Hypothermia
Hypothermia adalah kondisi dimana suhu tubuh turun hingga dibawah 35 derajat celcius. Biasanya ini disebabkan oleh tubuh yang terlalu lama bersentuhan dengan hawa dingin. Penurunan suhu tubuh ini biasanya mengakibatkan kematian. Pada penderita hypothermia ringan mungkin akan mempunyai tekanan darah, denyut nadi dan pernapasan yang normal. Akan tetapi, masih bisa dikenali gejala lainnya secara mental, yaitu perubahan dari tingkah laku yang tidak normal serta kurang konsentrasi. Secar fisik akan teliahat pucat , mengigil serta kaki dan tangan melemah karena aliran darah menjauh dari permukaan organ tubuh utamanya.
Hypothermia adalah kondisi dimana suhu tubuh turun hingga dibawah 35 derajat celcius. Biasanya ini disebabkan oleh tubuh yang terlalu lama bersentuhan dengan hawa dingin. Penurunan suhu tubuh ini biasanya mengakibatkan kematian. Pada penderita hypothermia ringan mungkin akan mempunyai tekanan darah, denyut nadi dan pernapasan yang normal. Akan tetapi, masih bisa dikenali gejala lainnya secara mental, yaitu perubahan dari tingkah laku yang tidak normal serta kurang konsentrasi. Secar fisik akan teliahat pucat , mengigil serta kaki dan tangan melemah karena aliran darah menjauh dari permukaan organ tubuh utamanya.
Prinsip-prinsip Penyelamatan di Gunung
1. Bertindak
cepat, tepat dan hati-hati.
2.Utamakan
keselamatan korban dari benda yang dibawa.
3. Penolong
juga harus mengamankan diri sendiri, jangan terjadi kecelakan bagi penolong
juga.
4. Bersikap
tenang, bertindak cekatan dan tidak ragu-ragu
5. Perhatikan
pernapasan korban, jika pernapasan berhenti, segera kerjakan dengan tindakan
bantuan pernapasan. Dengan demikian mungkin nyawa korban masih bisa
terselamatkan.
6. Hentikan
pendarahan, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan sapu tangan. Tempat
pendarahan di tekan kuat-kuat dengan tangan kemudian ikat sapu tangan dengan
apapun supaya sapu tangan dapat menekan luka. Letakkan bagian pendarahan lebih
tinggi daripada lainnya.
7. Jika
korban shock, maka kepala korban dilentangkan lebih rendah dari bagian tubuh
lainnya. Tapi, jika koran muntah dalam keadaan setengah sadar, baringkan dengan
kepala lebih rendah daripada tubuh lainnya. Apabila korban mengalami cedera di
dada, sesak napas dan dalam keadaan masih sadar, letakkan dalam keadaan
setengah duduk.
8. Jangan
memindakan korban secara terburu-buru jika korban hendak diusung. Hendaknya
lebih dulu pendarahan dihrntikan, begitu juga tulang yang patah harus ditandai.
Comments
Post a Comment